Tulisan
ke Tujuh
Konsep
Penerimaan Perusahaan dan Manajemen Penerimaan
Pendapatan
Pendapatan
adalah sesuatu yang sangat penting dalam setiap perusahaan.Tanpa ada pendapatan mustahil akan didapat
penghasilan atau earnings. Pendapatan
adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yangbiasa
dikenal atau disebut penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen,royalti
dan sewa.
Pengakuan
Pendapatan
Pengakuan
adalah pencatatan jumlah rupiah pendapatan secara formal ke dalam sistem
pembukuan sehingga jumlah tersebut terrefleksi dalam statemen keuangan.
Pendefinisian pendapatan harus dipisahkan dari pengetian pengakuan pendapatan.
Pengakuan pendapatan tidak boleh menyimpang dari landasan konseptual. Oleh
karena itu secara konseptual, pendapatan hanya diakui kalau memenuhi kualitas
keterukuran dan keterandalan. Kualitas tersebut harus dioperasionalkan dalam
bentuk kriteria pengakuan pendapatan.
Saat
Pengakuan Pendapatan adalah
Pada Saat Kontrak Penjualan, Selama
Proses Produksi Secara Bertahap, Pada Saat Produksi Selesai, Pada Saat
Penjualan, Pada Saat Kas Terkumpul, Saat Pengakuan Penjualan Jasa.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Laba
Pada hakekatnya ada factor-faktor yang mempengaruhi manajemen laba. Menurut Watt dan Zimmerman, (1986) ada tiga hipotesis yang melatarbelakangi terjadinya manajemen laba, antara lain :(1) Bonus plan hypothesis. Manajemen akan memilih metode akuntansi yang memaksimalkan utilitasnya yaitu bonus yang tinggi. Manajer perusahaan akan memberikan bonus besar berdasarkan earnings lebih banyak menggunakan metode akuntansi yang meningkatkan laba yang dilaporkan.
(2) Debt covenant hypothesis. Manajemen yang melakukan pelanggaran perjanjian kredit cenderung memilih. metode akuntansi yang memiliki dampak meningkatkan laba. Ini untuk menjelaskan reputasi mereka dalam pandangan pihak eksternal.
(3) Political cost hypothesis. Semakin besar perusahaan, semakin besar pula kemungkinan perusahaan tersebut memilih metode akuntansi yang menurunkan laba. Hal tersebut dikarenakan dengan laba yang tinggi pemerintah akan segera mengambil tindakan, misalnya: mengenakan peraturan anti trust, menaikkan pajak pendapatan perusahaan, dan lain-lain.
Menurut Scott (2000) motivasi terjadinya manajemen laba, antara lain :
(1). Bonus Purposes. Manajemen yang memiliki informasi atas laba bersih perusahaan akan bertindak secara oportunistic untuk melakukan menajemen laba dengan memaksimalkan laba dengan memaksimalkan laba saat ini
(2) Political Motivations. Manajemen laba digunakan untuk mengurangi laba yang dilaporkan pada perusahaan publik. Perusahaan cenderung mengurangi laba yang dilaporkan karena adanya tekanan publik yang mengakibatkan pemerintah menetapkan peraturan yang lebih ketat.
(3) Taxation motivations. Motivasi penghematan pajak menjadi motivasi manajemn laba yang paling nyata berbagai metode akuntansi digunakan dengan tujuan penghematan pajak pendapatan.
(4). Pergantian CEO. CEO yang mendekati masa pensiun akan cenderung menaikkan pendapatan untuk meningkatkan bonus mereka. Jika kinerja perusahaan buruk, mereka akan memaksimalkan pendapatan agar tidak diberhentikan
(5) Initial Public Offering (IPO). Perusahaan yang akan go public belum memiliki nilai pasar, dan menyebabkan manajer perusahaan yang akan go public melakukan manajemen laba dalam prospektus mereka dengan harapan dapat menaikkan harga saham perusahaan,
(6) Pentingnya Memberi Informasi Kepada Investor. Informasi mengenai kinerja perusahaan harus disampaikan kepada investor sehingga pelaporan laba perlu disajikan agar investor tetap menilai bahwa perusahaan tersebut dalam kinerja yang baik.
SUMBER :
http://www.scribd.com/doc/11320767/Definisi-Pendapatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar